Memaknai dan Tata Cara Umat Muslim Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

25 Agustus 2023, 19:50 WIB
Memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW /Dok/Gia (ist)

HAILOMBOKTIMUR - Istilah "Maulid" atau "Milad" dalam bahasa Arab memiliki makna hari kelahiran.

Tradisi perayaan Maulid Nabi telah tumbuh dalam umat muslim setelah masa wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Pada subtansinya, perayaan maulid adalah ungkapan sukacita dan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah.

Baca Juga: Fadilah dan Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah dalam Kehidupan Sehari-hari

Umumnya dalam rangka memperingati hari kelahiran nabi Muhammad SAW, dapat diisi dengan zikir, shalawat, dan pembacaan Rawi (buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw).

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan oleh umat muslim karena berbagai alasan.

Sebagian besar umat muslim merayakannya sebagai ungkapan cinta terhadap Rasulullah SAW, namun ada juga yang memperingatinya sebagai bentuk penghormatan kepada Allah atas lahirnya nabi yang agung sekaligus sosok manusia yang sempurna dan layak menjadi teladan.

Dilansir dari NU Online pada Selasa, disarankan untuk mengisi perayaan maulid Nabi dengan amal ibadah yang dapat mendekatkan hubungan kita dengan Allah, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya mengenai anjuran berpuasa pada hari Seni.

Sebagaimana Sabda Rasulullah yang Artinya: “Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku.” (HR Muslim)

Selain itu, sebagai tanda sukacita umat muslim atas kelahiran Rasulullah, umat muslim dapat membaca al-qur’an, karena al-qur’an adalah mukjizat Rasulullah serta panduan hidup bagi umat Islam.

Baca Juga: 6 Keistimewaan Angka 6 dalam Islam. Kamu Harus Tahu !!!

Kemudian hal yang dapat dilakukan ketika memperingati maulid Nabi Muhammad SAW yaitu berbicara tentang kisah Rasulullah yang penuh dengan teladan.

Melalui kisah Rasulullah yang memiliki nilai-nilai teladan, diharapkan dapat menginspirasi para pemuda, pedagang, suami, pemimpin, maupun seluruh umat Muslim.

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah berbagi makanan dengan niatan menyenangkan mereka yang menghadiri acara maulid, menciptakan suasana kebahagiaan dalam majelis tersebut.

Penting untuk diingat oleh umat muslim, bahwa dalam mengekspresikan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW, hendaknya tidak dilakukan secara berlebihan, seperti melibatkan tindakan yang hukumnya makruh atau bertentangan dengan yang lebih baik, menurut al-Hafidh Ibnu Hajar al-'Asqalani sebaiknya dihindari.

Terutama jika dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW melibatkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan atau melibatkan pelanggaran, maka hal tersebut harus benar-benar dihindari.***

Editor: Ihwan Aman

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler