Masyarakat Jawa kuno meyakini bahwa bunyi perkutut pada malam hari dapat menjadi tanda musibah atau peringatan akan datangnya suatu kejadian yang tidak biasa. Misalnya, jika burung tersebut berbunyi secara terus-menerus pada pukul 12 malam, pemiliknya diharapkan waspada terhadap potensi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Artinya, bunyi perkutut menjadi semacam peringatan dari alam.
3. Kesialan dan Kesulitan
Bunyi perkutut pada waktu yang tidak biasa, terutama pada malam hari, dianggap sebagai pertanda kesialan atau kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Jika bunyi tersebut terjadi secara berulang dan konsisten, masyarakat meyakini bahwa pemiliknya harus mewaspadai kemungkinan masalah yang akan muncul, seperti gangguan dalam rumah tangga, kesulitan pekerjaan, atau bahkan kesulitan mencari jodoh.
4. Niat Jahat dan Perlindungan Gaib
Beberapa orang percaya bahwa bunyi perkutut pada malam hari menandakan adanya niat jahat yang ditujukan pada pemiliknya. Namun, sebaliknya, burung perkutut juga dianggap sebagai pelindung gaib. Pemilik yang memiliki perkutut yang dipercaya sebagai pelindung diyakini dapat terhindar dari serangan gaib, telur, dan santet. Bunyi perkutut pada malam hari menjadi indikator bahwa perlindungan gaib tersebut sedang aktif.
5. Kehabisan Pakan dan Minuman
Selain dari segi mitos, ada juga alasan logis mengapa perkutut sering berbunyi pada malam hari. Salah satunya adalah kehabisan pakan dan minuman. Bunyi perkutut bisa menjadi sinyal bahwa burung tersebut membutuhkan asupan makanan dan minuman yang mencukupi. Sebagai pemilik, disarankan untuk memastikan bahwa persediaan makanan dan minuman burung perkutut sudah tercukupi setiap sore atau sebelum tidur.