Benarkah Lomba Panjat Pinang Dijadikan Alat Penindasan oleh Penjajah Belanda?Berikut Penjelasannya

17 Agustus 2022, 19:40 WIB
Ilustrasi lomba panjat pinang. /Pixabay/anassueb /

HAILOMBOKTIMUR - Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 masyarakat Indonesia selalu menyelenggarakan berbagai perlombaan rakyat.

Salah satunya adalah panjat pinang. Panjat pinang sering digelar untuk memeriahkan hari kemerdekaan HUT RI pada tanggal 17 Agustus.

Dalam panjat pinang setiap orang berebutan satu sama lain untuk merebutkan berbagai hadiah yang ada di puncak tiang pinang itu sendiri.

Namun bukan perkara mudah mencapai puncak, ada rintangan yang harus dilewati yaitu licinnya tiang yang lumuri oli bekas sehingga menjadi licin sehingga tiangnya sulit untuk dipanjat.

Baca Juga: Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Lombok Timur Berjalan Khidmat

Beragam hadiah yang direbutkan dalam lomba panjat pinang, hadiah yang diperebutkan beraneka ragam seperti misalnya sepeda, kipas angin, baskom, dan lainnya.

Namun, di balik kemeriahan lomba panjat pinang, ternyata terdapat sejarah yang ternyata lomba panjat pinang diinisiasi pertama kali oleh Belanda saat di Indonesia yang kala itu belum merdeka.

Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul “Sejarah Lomba Panjat Pinang yang Dibuat untuk Acara Hiburan Ulang Tahun Ratu Belanda”, pada Rabu, 17 Agustus 2022, berikut sejarah dibalik lomba panjat pinang

1. Panjat pinang diinisiasi penjajah Belanda

Baca Juga: Menakjubkan!Berbeda dengan Tahun Sebelumnya, Ini Formasi Paskibraka di Upacara Peringatan HUT ke-77 RI

Belanda menggunakan panjat pinang sebagai acara hiburan untuk merayakan momen bahagia seperti ulang tahun tokoh, pesta pernikahan, dan perayaan penting lain.

Permainan panjat pinang saat itu tidak berbeda dengan masa sekarang. Pohon pinang yang telah terpasang, dilumuri oli atau minyak agar orang yang mengikuti lomba panjat pinang kesulitan untuk meraih hadiah.

Yang membedakan panjat pinang saat itu dan masa kini adalah jenis hadiah yang diperebutkan.

Hadiah lomba panjat pinang yang lazim diketahui saat ini berupa hadiah-hadiah menarik. Sementara pada masa Belanda hadiah yang diperebutkan berupa barang kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.

Baca Juga: Ini Dia Sosok Bocah yang Membuat Pejabat Negara Berjoget saat Upacara HUT Ke-77 RI di Istana Negara

Masyarakat yang ikut panjat pinang pada masa itu akan berusaha mendapatkan hadiah barang kebutuhan pokok tersebut. Pasalnya, harga barang tersebut memiliki nilai yang sangat mahal pada masa itu.

2. Panjat pinang untuk perayaan Ratu Belanda

Pada masa penjajahan Belanda, panjat pinang sering digelar untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Belanda Wihelmina. Ulang tahun Ratu Wihelmina merupakan acara besar yang wajib dirayakan.

Nah, panjat pinang untuk merayakan ulang tahun Ratu digelar setiap 31 Agustus, Acara besar ini akan dirayakan keluarga, kalangan bangsawan, para rekanan Belanda di belahan dunia lain.

3. Panjat Pinang simbol penindasan

Baca Juga: Siapa Sebenarnya Sosok Pembawa Bendera Merah Putih yang Menjadi Sorotan Publik

Masyarakat pribumi merupakan peserta lomba panjat pinang pada masa penjajahan Belanda. Mereka memperebutkan hadiah berupa bahan-bahan pokok.

Sementara orang-orang Belanda hanya menonton dan tertawa. Belanda menilai kalau perlombaan panjat pinang merupakan acara hiburan yang menarik.***(Boy Darmawan/Pikiran Rakyat)

Editor: Amak Fizi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler