Kinerja Perekonomian Indonesia di 2023 Tumbuh Kuat di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

- 7 Februari 2024, 13:41 WIB
Kantor Kementrian Keuangan RI
Kantor Kementrian Keuangan RI /kemenkeu/

Di tengah perubahan cuaca akibat fenomena El Nino, sektor pertanian tumbuh moderat sebesar 1,12% pada triwulan IV-2023 dan 1,30% sepanjang tahun 2023. Sementara itu, di tengah moderasi harga komoditas, sektor pertambangan juga tumbuh menguat di triwulan IV-2023 sebesar 7,46% dan 6,12% selama tahun 2023. Kinerja pertumbuhan tersebut ditopang oleh sub-sektor pertambangan bijih logam seiring permintaan atas olahan nikel sebagai input industri logam dasar.

Sektor manufaktur tumbuh positif 4,07% pada triwulan IV dan 4,64% sepanjang tahun 2023. Permintaan domestik maupun global yang masih kuat atas produk eskpor Indonesia menjadi penopang pertumbuhan sektor tersebut, terutama pada produk industri logam dasar, barang logam, dan alat angkutan. Sejalan dengan pertumbuhan sektor manufaktur, sektor perdagangan juga tumbuh positif sebesar 4,09% pada triwulan IV atau tumbuh 4,85% sepanjang tahun 2023. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas perdagangan barang domestik dan penjualan sepeda motor.
 

Peningkatan mobilitas masyarakat telah mendorong pertumbuhan sektor transportasi sepanjang tahun 2023. Pada triwulan IV-2023, sektor transportasi tumbuh sebesar 10,33% dan 13,96% secara tahunan. Sejalan dengan pertumbuhan sektor transportasi, sektor akomodasi dan makan minum juga tumbuh positif sebesar 7,89% pada triwulan IV-2023 atau secara tahunan tumbuh 10,01%. Penyelenggaraan berbagai event baik level nasional maupun internasional mendorong daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata. Selain itu, peningkatan mobilitas juga dipengaruhi oleh musim liburan nataru dan persiapan penyelenggaraan pemilu.

Secara spasial, meskipun seluruh wilayah mencatatkan pertumbuhan positif, namun cukup beragam, dengan wilayah berbasis hilirisasi masih terus mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional. Sulawesi dan wilayah Maluku dan Papua tumbuh tinggi masing–masing sebesar 6,37% dan 6,94%, didorong oleh produk-produk hilirisasi mineral. Wilayah Kalimantan juga mampu mencatatkan pertumbuhan di atas pertumbuhan nasional, yakni 5,43%. Meskipun kontribusi wilayah Jawa dan Sumatra masih cukup dominan, masing-masing sebesar 57% dan 22%, tingkat pertumbuhan ekonomi kedua wilayah ini lebih rendah dibandingkan wilayah Indonesia timur. Pada tahun 2023, perekonomian wilayah Jawa tumbuh 4,96%, sementara Sumatra tumbuh 4,69%.

Outlook Perekonomian 2024

Pemerintah tetap akan terus memantau risiko perlambatan perekonomian dunia yang diperkirakan masih berlanjut pada 2024. Dalam laporan WEO edisi Januari 2024, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,1% pada 2023 dan 2024. Dari sisi domestik, inflasi yang diperkirakan relatif stabil, dampak penyelenggaraan Pemilu 2024 terhadap konsumsi mayarakat maupun konsumsi Pemerintah, serta kebijakan sektor perumahan yang sudah digulirkan Pemerintah pada triwulan IV-2023 akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan 2024. Berdasarkan dinamika global dan potensi perekonomian domestik tersebut, perekonomian Indonesia diperkirakan masih tumbuh kuat pada 2024, sebesar 5,2%. Sejalan dengan hal tersebut, APBN 2024 berperan untuk meredam gejolak eksternal dan diarahkan untuk mempercepat transformasi ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan.***

Halaman:

Editor: Amak Fizi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah