Fase Manik Gangguan Bipolar, Penyakit yang Diderita Marshanda Sebelum Menghilang. Yuk Kenali Ciri-cirinya

- 29 Juni 2022, 19:39 WIB
Marshanda Hilang Dua Hari di Los Angeles, Gangguan Bipolar Diduga Menjadi Penyebabnya
Marshanda Hilang Dua Hari di Los Angeles, Gangguan Bipolar Diduga Menjadi Penyebabnya /Instagram @marshanda99

HAILOMBOKTIMUR - Netizen Indonesia dihebohkan dengan kabar hilangnya Marshanda di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.

Marshanda saat itu diketahui sedang menjalankan rangkaian terapi terkait gangguan bipolar yang dideritanya.

Namun, seorang psikolog yang juga merupakan sahabat Marshanda di AS tiba-tiba mengunggah sebuah pesan yang mengatakan sang artis menghilang dalam keadaan fase manik.

Tidak lama berselang, pihak keluarga mengklarifikasi bahwa aktris yang akrab disapa Caca itu tidak menghilang dan dalam keadaan baik-baik saja.

Baca Juga: Marshanda Dikabarkan Menghilang di Los Angeles, Ini Klarifikasi Pihak Keluarga

Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa fase manik menjadi salah satu fase yang berbahaya bagi pengidap bipolar, bahkan tidak jarang gejalanya nyaris tidak terlihat.

Dalam bipolar terdapat dua fase, yakni fase depresi dan fase manik. Sesuai namanya, fase depresi adalah fase ketika seorang pengidap bipolar merasa hidupnya sia-sia, ingin bunuh diri, dan menarik diri dari kehidupan sosial.

Berkebalikan dengan fase depresi, fase manik ditandai dengan suasana riang-gembira dan suasana hati yang meningkat secara tidak normal atau mudah tersinggung, energi yang tidak pernah habis, pikiran melaju cepat, perilaku ekstrem dan berlebihan lainnya. Fase ini juga membuat pengidap bipolar berhalusinasi dan berdelusi.

Fase manik bisa menjadi keadaan darurat, jika pengidap bipolar mengalami sesak napas, nyeri dada, hingga pendarahan.

Baca Juga: Tengah Menjadi Sorotan Publik, Ini Biodata Lengkap Marshanda, dari Pekerjaan hingga Akun Instagram

Dirangkum Hailomboktimur dari berbagai sumber, berikut ini 15 ciri fase manik menurut sejumlah ahli kejiwaan.

1. Delusi atau Halusinasi

Jika teman atau orang yang Anda cintai menggambarkan halusinasi pendengaran atau visual (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau menunjukkan paranoid atau perilaku delusi lainnya (mempercayai sesuatu yang tidak nyata), segera hubungi dokter atau psikiater.

2. Terlibat dalam banyak kegiatan sekaligus

Selama fase manik, seorang pengidap bipolar merasakan energi ekstra yang mana harus dituangkan dalam sebuah kegiatan karena jika tidak, akan menyebabkan kegelisahan. Meski terlihat positif, namun jika melakukan banyak kegiatan tanpa lelah dapat memperburuk kesehatan.

Baca Juga: Aktris Marshanda Curhat: Tak Takut Dengan Kematian, Setelah di Vonis Kanker Oleh Dokter

3. Banyak bicara atau berbicara dengan suara lantang

Berbicara dengan keras dan cepat adalah gejala umum pada awal fase manik. Terlebih jika pengidap bipolar tidak terbiasa bicara keras dan cepat dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pikiran mudah teralihkan

Gejala ini ditunjukkan ketika seorang pengidap bipolar terlalu fokus mendengar bunyi nyaring, misalnya suara lonceng, mikrofon atau suara pedagang es krim.

Jika dilihat dari luar, suara tersebut adalah suara biasa, tetapi bagi pengidap bipolar suara tersebut diibaratkan sebuah lantunan puisi yang mengantar ke gejala yang lebih buruk lainnya.

5. Kualitas tidur menurun

Jika biasanya seorang pengidap bipolar memiliki jadwal tidur yang baik, saat fase manik terjadi seseorang tersebut dapat sulit tidur hingga berhari-hari. Atau sebaliknya ia dapat tidur sepanjang hari saat fase manik.

6. Hasrat seksual meningkat

Hiperseksual saat fase manik tidak hanya berhubungan badan saja, namun juga berkaitan dengan aktivitas seksual lainnya seperti menonton video asusila, mengakses situs web pornografi, hingga mencari pelampiasan hasrat.

7. Kondisi finansial memburuk

Seseorang yang mengalami fase manik lebih berisiko terjerat kegiatan yang berkaitan dengan pemborosan uang, seperti berbelanja secara impulsif, berjudi, hingga pergi berwisata dengan membeli tiket pesawat yang harganya fantastis.

8. Berpikir cepat

Meski sekilas terlihat normal, namun bagi pengidap bipolar berpikir cepat dapat membuat mereka gelisah karena apa yang mereka pikirkan selalu berulang-ulang, dan apa yang mereka utarakan adalah pikiran mereka yang sulit dibendung.

9. Memiliki ide di luar nalar

Jika seorang pengidap bipolar sedang dalam sebuah forum diskusi dan ia sulit mengemukakan pendapatnya.

Hal tersebut bisa terjadi karena apa yang ingin disampaikan melebihi kapasitas kemampuan bicaranya sehingga kerap dituding berpikir tidak logis.

11. Grandiositas

Grandiositas adalah delusi tingkat tinggi. Saat melewati grandiositas, pengidap bipolar akan merasa dirinya adalah sosok terkenal, penting, dan harus diutamakan dalam segala sesuatu.

12. Permusuhan atau peningkatan iritabilitas

Waspadalah terhadap sifat amarah pengidap bipolar yang datang secara tiba-tiba. Amarah tersebut dapat berujung perkelahian. Ciri lainnya adalah pengidap bipolar mencari-cari masalah yang sebenarnya tidak rumit namun ia ingin membuat masalah tersebut menjadi besar.

13. Memiliki niat untuk bunuh diri

Meski fase manik jarang diiringi dengan niatan bunuh diri, namun sebuah studi di Amerika Serikat mengatakan niatan bunuh diri kini juga ada pada fase manik, bukan hanya pada fase depresi yang gejalanya nyaris tidak dapat dibedakan.

14. Memiliki rasa religiositas berlebihan

Semangat keagamaan yang meningkat atau keterlibatan dalam berbagai kegiatan agama secara mendadak dapat menjadi fase manik yang samar, terlebih ciri ini akan lebih sulit jika pengidap bipolar terbiasa beribadah rutin setiap waktu.

15. Mengenakan pakaian cerah

Selama fase manik, pengidap bipolar cenderung mengenakan pakaian berwarna cerah dan bergaya flamboyan.

Meski mengenakan pakaian dengan warna cerah masuk dalam ciri yang paling samar, namun hal tersebut bisa menjadi petunjuk kecil jika pilihan warna cerah bertepatan dengan datangnya fase manik.***

Editor: Amak Fizi

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah