Network
HAILOMBOKTIMUR - Setelah menggelar aksi mogok belajar pada Selasa kemarin, Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Keruak, Lombok Timur kembali menggelar aksi unjuk rasa, Rabu 7 Februari 2024.
Sebelum aksi dilakukan, pihak sekolah, komite dan dinas pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) NTB beserta siswa yang diwakili pengurus OSIS melakukan mediasi.
Tuntutan siswa dalam mediasi itu, meminta dilakukan acara perpisahan untuk kelas XII, meminta dibuatkan ruang kelas baru, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, minta diberikan alat-alat olahraga, perbaikan musholla dan minta diadakan studi tour.
Tak lama setelah mediasi, kelompok siswa lainnya melakukan aksi unjuk rasa, dari beberapa poster yang dibawa, tertulis seruan pecat kepala sekolah.
Aksi unjuk rasa itu diduga digerakkan oknum guru setempat. Menanggapi hal tersebut, Kepsek SMAN 1 Keruak, Marianom mengatakan bahwa dirinya belum bisa memastikan apakah murni gerakan Siswa atau digerakkan oknum guru.
"Saya belum tahu murninya, ini gerakan siswa atau digerakkan oleh guru," ujarnya
Ia menegaskan bahwa dirinya sejauh ini masih berfikir positif thinking, dan tujuan utamanya membawa SMA lebih maju.
Marianom juga tak menyangkal adanya laporan dugaan tindak pidana korupsi yang sudah masuk di Polres Lombok Timur.
"Memang benar bahwa ada laporan yang masuk di Polres terkait dugaan Tipikor, dan kita diminta untuk datang mengklarifikasi dengan membawa dokumen fisik terkait itu," ujarnya
Menurutnya, pihaknya sudah menyerahkan bukti dokumen fisik dan sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Dugaan korupsi dana bantuan operasional satuan pendidikan (BOSP) dan dana biaya penyelenggaraan pendidikan (BPP) pada SMA Negeri 1 Keruak tahun anggaran 2023 itu diperkuat dengan adanya surat nomor B/105/I/RES.3.3/2024/Reskrim, perihal permintaan dokumen oleh pihak Kepolisian Lombok Timur.
