5 Rasio Khusus untuk Analisa Saham Perbankan. Simak Sebelum Membeli !!!

12 Februari 2023, 15:34 WIB
Ilustrasi bursa efek Korea Selatan /pulsenews.co.kr

HAILOMBOKTIMUR - Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagian Besar Perbankan saat ini sudah menjual saham mereka di bursa efek. Hailomboktimur.com merangkum dari kanal Youtube Female Investetor Indonesia dan berbagai sumber, 5 rasio khusus untuk analisa saham perbankan, Minggu 12 Februari 2023.

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

KPMM atau sering di kenal dengan istilah CAR (Capital Adequacy Ratio)

dalah rasio kecukupan  modal yang berguna untuk menampung resiko kerugian yang kemungkinan dihadapi bank. Capital Adequacy Ratio  menunjukkan sejauh mana bank mengandung resiko (kredit, pernyataan, surat berharga, tagihan) yang ikut dibiayai oleh dana masyarakat

Rumus perhitungannya

KPMM/CAR  = ( Modal / ATMR ) x 100 %

ATMR = Aset Tertimbang Menurut Risiko

Perhitungan Modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko dilakukan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum.

Perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar didasarkan pada nilai tercatat aset dalam neraca (setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/CKPN, penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif, dan/atau penyisihan penghapusan aset non produktif yang telah dibentuk).

Semakin tinggi CAR maka kekuatan modal bank itu semakin baik.

 

2. NPL ( Non Performing Loan)

NPL indikator kesehatan aset dari lembaga perbankan. Dalam NPL terdapat perhitungan berkaitan dengan banyaknya debitur yang gagal melakukan pelunasan pinjaman.

Ada 2 jenis NPL yakni

NPL Gross (NPL Total)

Adapun rumusnya adalah

NPL Gross =  (Total Kredit Bermasalah / Total Kredit )

Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.

Kredit bermasalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross (sebelum dikurangi CKPN).

Total kredit dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross (sebelum dikurangi CKPN).

NPL Nett

Rumus NPL Nett

NPL nett = ((Kredit Bermasalah – CKPN Kredit)/ Total Kredit ) x 100 %

Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.

Kredit bermasalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca.

CKPN kredit adalah cadangan yang wajib dibentuk Bank sesuai ketentuan dalam PSAK mengenai Instrumen Keuangan dan PAPI, yang mencakup CKPN kredit secara individual dan kolektif.

Total kredit dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross (sebelum dikurangi CKPN).

Semakin kecil angka NPL maka bank itu semakin baik mengelola resiko kreditnya.

 

3. NIM (Net Interest Margin)

NIM merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur tingkat profitabilitas. Rasio ini secara garis besar merupakan perbandingan antara pendapatan bunga yang diterima bank dan bunga yang dibayarkan kepada pemilik dana yang dihimpun bank

Rumus perhitungan Rasio NIM

NIM = (Pendapatan Bunga Bersih / Rata-rata aset produktif) x 100%

Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga
Rata-rata asset produktif.
Contoh:
Untuk posisi Juni:
Penjumlahan total asset produktif Januari sampai dengan Juni dibagi 6.
Aset produktif yang diperhitungkan adalah asset yang menghasilkan bunga. Dengan demikian tidak termasuk seperti asset produktif yang tidak menghasilkan bunga (penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit, fasilitas kredit yang belum ditarik)

Semakin tinggi NIM maka bank itu semakin baik, karena itu menunjukkan efektifitas manajemen bank tersebut.

 

4. LDR (Loan to Deposit Ratio )

Loan to Deposit Ratio yang selanjutnya disingkat LDR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada Bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan,dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar Bank

Rumus perhitungan  LDR

LDR = (Total Kredit / Total Dana Pihak Ketiga )

Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.

Total Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).

LDR terlalu tinggi akan bisa menimbulkan kesulitas susatu bank dalam menyediakan dana ketika nasabah akan melakukan penarikan.

5. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)

BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha utamanya seperti biaya bunga, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, dan biaya operasi lainnya.

Semakin Rendah BOPO maka manajemen sudah melakukan efiseiensi dengan baik.

Demikianlah 5 Rasio khusus yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan membeli saham suatu bank.***

Editor: Amak Fizi

Tags

Terkini

Terpopuler