Datangi BP2MI dan Kemenaker, SBMI Pertegas Proses Penanganan Kasus 118 CPMI NTB Tujuan Polandia 

- 27 Juli 2022, 00:59 WIB
Tim Advokasi DPN SBMI Datangi Kantor Kemenaker dan BP2MI, bicarakan penanganan Kasus CPMI tujuan Polandia adal NTB
Tim Advokasi DPN SBMI Datangi Kantor Kemenaker dan BP2MI, bicarakan penanganan Kasus CPMI tujuan Polandia adal NTB /

 

HAILOMBOKTIMUR - Kantor Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia didatangi Tim Advokasi Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Migran Indonesia (DPN SBMI). 

 

Kedatangan mereka dengan tujuan untuk meneruskan pengaduan dan mempertanyakan kejelasan proses penanganan kasus 118 orang Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Nusa Tenggara Barat. Senin 25 Juli 2022.

 

Koordinator Departemen Advokasi DPN SBMI, Juwarih mengatakan, 118 orang tersebut merupakan CPMI yang gagal diberangkatkan ke Polandia oleh PT Bagoes Bersaudara dan para CPMI itu telah mengadu ke DPC SBMI Lombok Timur.

 

“Kami, Tim Advokasi SBMI di Nasional telah mendatangi BP2MI dan Kemenaker untuk menyampaikan aduan sekaligus mempertanyakan proses penangana kasus terhadap 118 CPMI Polalandia asal NTB,” ucap Juwarih, sebagaimana dilansir dari website resmi SBMI, Selasa 26 Juli 2022.

 

Juwarih menyampaikan, Tim Advokasi DPN SBMI diminta oleh DPC SBMI Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat untuk bersama-sama mengawal penyelesaian kasus 118 orang CPMI Polandia yang gagal diberangkatkan oleh PT Bagoes Bersaudara di tingkat Nasional.

 

Sebelumnya, DPC SBMI Lombok Timur telah melakukan upaya penyelesaian di tingkat daerah dan sudah 7 kali dilakukan mediasi dengan pihak PT Bagoes Bersaudara yang melibatkan UPT BP2MI dan Dinas Tenaga Kerja Daerah di Nusa Tenggara Barat. 

 

Namun, karena hingga saat ini belum ada kepastian penyelesaian kasusnya, pihak DPC SBMI Lombok Timur mendorang permasalahan ini untuk dibawa pemerintah pusat.

 

“Karena upaya penyelesaian kasus CPMI Polandia yang gagal berangkat di tingkat daerah belum juga ada kepastian maka dari itu SBMI Lombok Timur miminta Tim Advokasi SBMI di tingkat nasional untuk mengawalnya,” ungkap Juwarih.

 

Juwarih menambahkan, 118 orang CPMI Polandia yang gagal berangkat tersebut telah menyetorkan uang ke pihak perekrut sebesar Rp 15 juta hingga 45 juta per orang. 

 

 

"Total keseluruhan biaya yang disetorkan oleh 118 CPMI sebesar Rp 1.924.700.000," cetusnya

 

Tim Advokasi SBMI mendatangi BP2MI dan Kemenaker dengan tujuan meminta pemerintah untuk segera mencairkan deposito milik PT Bagoes Bersaudara yang di jaminkan ke Kementerian Ketenagakerjaan pada saat membuat perizinan berupa Surat Izin Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (SIP3MI).

 

“Kami meminta pemerintah dalam hal ini BP2MI dan Kemenaker untuk segera menyelesaikan permasalahan ini secepatnya dengan cara pencairan deposito. Walaupun jaminan deposito P3MI hanya Rp 1,5 miliar dan masih kurang untuk membayar ke korban, setidaknya teman-teman CPMI mendapat pengembalian uangnya,” pungkas Juwarih.***

Editor: Ahmad Riadi

Sumber: SBMI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x