Network
HAILOMBOKTIMUR - Bangsa Indonesia dikenal dengan banyaknya suku, ras dan etnik yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa di dalamnya mempunyai kehidupan dan kebudayaan yang berbeda antara suku satu dengan lainnya. Salah satu aset kekayaan budaya bangsa Indonesia, yaitu tradisi.
Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi. Tradisi adalah suatu hal yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sosial.
Tradisi lahir dan mengakar dikalangan masyarakat sosial yang berkembang menjadi budaya atau kebudayaan berdasarkan masyarakatnya.
Tradisi bagi masyarakat adalah suatu hal yang sangat sakral yang dilaksanakan oleh masyarakat terdahulu dan dilanjutkan oleh generasi penerusnya sampai sekarang ini.
Baca Juga: Rekam Jejak Perumusan Teks Proklamasi, ini Bunyi Naskah Aslinya!
Banyak tradisi masyarakat yang tidak bertahan sampai sekarang. Meskipun demikian, masih banyak juga tradisi yang masih bertahan sampai sekarang. Di antara tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat sasak lombok adalah tradisi bebubus.
Bebubus berasal dari kata bubus yaitu, sejenis ramuan obat-obatan yang terbuat dari beras yang dicampur dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.
Dalam tradisi bebubus, ada yang disebut pengantung, yaitu orang yang melakukan ritual bebubus dan bertanggung jawab jika ada orang yang ingin melakukan pengobatan melalui bebubus. Ritual bebubus sudah dikenal oleh masyarakat Sasak sejak zaman dulu dan sudah dilaksanakan secara turun-temurun.
Ritual bebubus ini memiliki keunikan dalam pelaksanaanya serta memiliki nilai-nilai yang melekat dalam pelaksanaannya. Unsur magis memang begitu kental dalam ritual ini, dan memiliki nilai-nilai yang ditunjukan dalam setiap proses ritual.
Ritual bebubus dipimpin oleh seorang pengantung. Pengantung harus merupakan keturunan dari pengantung yang terdahulu.
Baca Juga: Kerajaan Tertua Di Pulau Lombok Jauh Sebelum Gunung Samalas Meletus
Ritual bebubus adalah sebuah tradisi yang dipercayai oleh masyarakat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit yang bersifat nonmedis atau yang bersifat gaib. Bahan yang digunakan dalam pembuatan bubus yang paling umum digunakan adalah beras.
Dimana beras yang telah direndam akan dicampurkan dengan kunyit setelah itu akan di haluskan menggunakan pengilingan khusus, untuk menggilingnya mempunyai tempat khusus untuk bubus tersebut bukan sembarang tempat, dan pada saat pembuatannya juga tidak luput dari mantra-mantar atau doa-doa, karena di sanalah inti dari pembuatannya.
Dalam ritual bebubus di masyarakat terdapat dua cara dalam proses pengobatan bagi orang yang mengalami sakit, yang pertama menggunakan air atau disebut bubus air dan yang kedua menggunakan beras.
