Acara tersebut, diakui PJ Bupati juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan aksesibilitas para penyandang psikososial sebagai perwujudan kota ramah disabilitas.
Ia menegaskan upaya pemerintah untuk menunjukkan bahwa negara tidak membedakan warganya, “Jumlah disabilitas di Lombok Timur mencapai seribuan lebih. Persoalan bukan pada keberadaan tetapi akses yang diberikan, bahwa negara tidak membedakan warganya,” jelasnya.
Menurutnya, hal tersebut senada dengan tagar peringatan hari disabilitas yang diserukan berulang pada kesempatan tersebut yaitu berdaya, setara, bahagia.
Terkait 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang juga diperingati, PJ Bupati berharap agar korban tidak malu untuk melapor, sebab menurutnya persoalan harus diupayakan.
“Mari kita ikhtiarkan sekuat daya upaya kita, dengan demikian harapan perubahan dan jalan keluar dapat terwujud, sesuatu yang indah sebagaimana kita harapkan akan dapat kita raih,” tambahnya.