Satgas Pangan Polda NTB dan TPID Pantau Harga Bahan Pokok Menjelang Tahun Baru

- 28 Desember 2022, 07:23 WIB
Satgas pangan  Ditreskrimsus Polda NTB dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pantau harga di pasar kebon roek (dok:istimewa)
Satgas pangan Ditreskrimsus Polda NTB dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pantau harga di pasar kebon roek (dok:istimewa) /

HAILOMBOKTIMUR - Satgas pangan Ditreskrimsus Polda NTB dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan monitoring ketersediaan stok kebutuhan pangan masyarakat menjelang Tahun Baru 2023.

 

Kegiatan monitoring oleh TPID diantaranya, Biro ekonomi, Dinas perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Bulog, perwakilan BI NTB dan Satgas pangan Ditreskrimsus tersebut di dua pasar yang ada di wilayah Kota Mataram. 

 

Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto, mengatakan bahwa satgas pangan Polda NTB bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan monitoring ketersediaan stok kebutuhan pangan masyarakat menjelang Tahun Baru 2023.

 

"Dua pasar yang dijadikan lokasi monitoring oleh TPID dan satgas pangan yaitu pasar Pagesangan dan pasar Kebon roek Ampenan Kota Mataram, " ucapnya, Selasa 27 Desember 2022.

 

Menurutnya, dari hasil monitoring ada terjadi kenaikan harga dari beberapa bahan pokok diantaranya telur ayam ras mengalami peningkatan mencapai Rp55.000 - 60.000 pertere, kemudian daging ayam ras dengan harga Rp38.000 Perkilogram. 

 

"Selain ada kenaikan harga telur dan ayam ras, masih ditemukan minyak goreng, harganya melebihi HET yaitu Rp15.000 perliter dari yang sudah di tentukan oleh pemerintah yaitu Rp14.000 satu liternya," ungkapnya.

 

Sementara itu untuk tomat masih dijual dengan harga mencapai Rp10.000 Perkilogram. 

 

Lanjutnya, di pasar Kebun Roek, tim menemukan beberapa pedagang yang membeli minyak goreng merk tertentu kepada pelaku usaha masih menggunakan sistem jual bundling dengan barang lain.

 

Karena itu, untuk menstabilkan harga sejumlah bahan pokok tersebut, Bank Indonesia mengadakan operasi pasar di pasar Pagesangan dengan menjual beras dan telur.

 

"Pada operasi itu, yang mana telur di jual dengan harga Rp 50.000 pertere,"terangnya.***

Editor: Ahmad Riadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah