Mengulas Pekan ASI Sedunia dan Fakta-fakta Menariknya

31 Juli 2023, 18:12 WIB
Foto ilustrasi ibu menyusui anak ASI /Dok/Gia (ist)

HAILOMBOKTIMUR - Setiap tahun, seluruh dunia merayakan World Breastfeeding Week atau Pekan ASI Sedunia yang berlangsung setiap 1 – 7 Agustus. Indonesia juga tidak ketinggalan ikut merayakannya.

Sesuai dengan namanya, kampanye global ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang menyusui dan keuntungannya. Hal ini dilakukan menyusul lonjakan angka kematian bayi akibat penurunan jumlah ibu yang ingin menyusui.

Meski setiap orang memiliki hak untuk membuat keputusannya sendiri, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan para ibu untuk menyusui anaknya hingga berusia dua tahun.

Ini merupakan salah satu kampanye bersama terbesar yang diselenggarakan oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA), dan didukung oleh WHO, UNICEF dan banyak Kementerian Kesehatan serta mitra masyarakat sipil.

Baca Juga: Tim Satgas DBHCHT Lakukan Operasi Gabungan Pemberantasan Rokok Ilegal di Lombok Timur:

Dikutip dari situs resmi WABA, Pekan ASI Sedunia dilakukan dalam rangka memperingati Deklarasi Innocenti 1990 Tentang Perlindungan, Promosi Dan Dukungan Menyusui.

Deklarasi dibentuk dan diadopsi oleh para peserta pada pertemuan pembuat kebijakan WHO/UNICEF tentang "Menyusui pada 1990-an: Inisiatif Global".

Pertemuan tersebut disponsori bersama oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AID) dan Otoritas Pembangunan Internasional Swedia (SIDA), yang diadakan di Spedale degli Innocenti, Florence, Italia, pada 30 Juli – 1 Agustus 1990.

Sementara itu, Pekan ASI Sedunia sendiri baru dimulai pada 1992, yang memiliki tema berbeda setiap tahunnya.

Mulai dari sistem perawatan kesehatan, perempuan dan pekerjaan, Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI, dukungan masyarakat, ekologi, ekonomi, ilmu pengetahuan, hingga pendidikan dan hak asasi manusia.

Tema Pekan ASI Sedunia 2023 adalah "Enabling Breastfeeding: Making a Difference for Working Parents" atau dalam bahasa Indonesia "Mengaktifkan Menyusui: Membuat Perbedaan bagi Orangtua yang Bekerja".

Baca Juga: Polres Lombok Tengah Siap Sukseskan Event Paragliding Accuracy World Cup 2023

Tema ini diangkat karena fakta-fakta yang cukup memprihatinkan, yaitu:

Lebih dari setengah miliar perempuan pekerja tidak diberi perlindungan maternitas esensial dalam undang-undang nasional.
Hanya 20% negara yang mewajibkan pemberi kerja untuk memberi karyawan istirahat berbayar dan fasilitas untuk menyusui atau memerah ASI.
Kurang dari separuh bayi di bawah usia 6 bulan disusui secara eksklusif.
Maka kampanye ini diangkat sebagai pengingat bahwa perempuan seharusnya tidak perlu memilih antara menyusui anak dan pekerjaan mereka.

Tema tahun ini akan berfokus pada menyusui dan bekerja, memberikan peluang strategis untuk mengadvokasi hak-hak penting bersalin yang mendukung menyusui –cuti melahirkan minimal selama 18 minggu, idealnya lebih dari 6 bulan, dan akomodasi di tempat kerja setelah titik ini.

Tema ini menggambarkan masalah mendesak untuk memastikan perempuan dapat menyusui selama mereka menginginkannya.

Lebih dari setengah miliar perempuan pekerja tidak diberikan ketentuan dasar persalinan; lebih banyak lagi yang tidak didukung ketika mereka kembali bekerja.

Objective dari tagar #WBW2023

Untuk mendukung tema ini, kita bisa dengan menggunakan tagar #WBW2023. Empat objective dari tagar #WBW2023 adalah:

Memberitahukan tentang perspektif orangtua yang bekerja tentang menyusui dan mengasuh anak.

Jangkar cuti berbayar yang optimal dan dukungan tempat kerja sebagai alat penting untuk memungkinkan menyusui.

Baca Juga: Cek Tempat Pelayanan, Kapolres Lombok Timur Harap Masyarakat Tidak Melalui Calo untuk Pembuatan SIM

Melibatkan individu dan organisasi untuk meningkatkan kolaborasi dan dukungan untuk menyusui di tempat kerja.

Menggembleng
tindakan untuk meningkatkan kondisi kerja dan dukungan yang relevan untuk menyusui.

Sesuai temanya, kampanye Pekan ASI Sedunia 2023 akan fokus pada hak-hak ibu bekerja yang menyusui, termasuk mengenai dampak cuti berbayar, dukungan di tempat kerja, dan norma-norma pengasuhan yang muncul pada ibu bekerja menyusui.

Target kampanye ini adalah pemerintah, pembuat kebijakan, tempat kerja, masyarakat, dan orang tua.

Mereka memiliki peran penting dalam memberdayakan keluarga dan mempertahankan lingkungan yang ramah menyusui dalam kehidupan kerja pascapandemi.

WHO akan menggunakan minggu ini untuk memperjuangkan praktik terbaik untuk dukungan menyusui terkait tempat kerja, di berbagai negara, di berbagai jenis dan sektor kontrak.

Baca Juga: Kasat Narkoba Sumbawa Barat Ikuti Workshop Tematik P4GN Bahaya Narkotika Bersama Masyarakat

Selain itu juga mempromosikan tindakan yang dapat diambil untuk membantu memastikan menyusui berhasil bagi semua wanita yang bekerja, di mana pun mereka bekerja.***

Editor: Ihwan Aman

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler