Wagub dan Dinas LHK NTB Panen Perdana Tanaman Kayu Putih di Lombok Timur

- 1 Juni 2023, 13:58 WIB
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Sitti Rohmi Djalillah (dok: istimewa)
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Sitti Rohmi Djalillah (dok: istimewa) /

HAILOMBOKTIMUR - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. Ir. Hj. Siti Rohmi Djalilah bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LHK) dan Kepala Balai Pengelolaan DAS Dododokan Moyosari UPT Kementerian LHK melakukan panen perdana kayu putih hasil penanaman tahun 2020 akhir. 

 

Panen Perdana Tanaman Kayu Putih tersebut berlokasi di Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, Rabu 31 Mei 2023.

 

Lokasi tanaman kayu putih di wilayah Pringgabaya ini merupakan areal Kemitraan Kehutanan Perhutanan Sosial. Luasnya sekitar 400 Hektare dengan penggarap 430 Kepala Keluarga.

 

Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah mengatakan, panen perdana ini wujud dan implementasi Program Unggulan NTB Hijau dan Program Industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang tertuang dalam RPJMD NTB Gemilang.

 

 Untuk itu lanjut Julmansyah, Dinas LHK berupaya untuk menyiapkan supplay bahan baku industri kehutanan dalam areal pengembangan yang legal oleh masyarakat yakni di areal Perhutanan Sosial (PS).

 

Sementara Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah mengarahkan agara melestarikan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. "Kita harus yakinkan bahwa hutan kita hijau dan produktif. Gunung Malang membuktikan bahwa tidak ada lahan kritis yang tidak bisa dimanafaatkan menjadi produktif. Buktinya tanaman Kayu Putih dapat tumbuh dengan baik disini," ujar Wagub.

 

Wagub mengatakan antara NTB Hijau dengan Industrialisasi saling melengkapi, dengan industrialisasi akan mampu meningkatkan nilai tambah. Ini yang sedang dilakukan dengan tanaman ini yang menghasilkan minyak kayu putih.

 

 

Seiring dengan visi industrialisasi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dalam mewujudkan Industrialisasi HHBK telah tumbuh beberapa industri pengolahan minyak kayu Putih. Di Pulau Sumbawa telah terbangun investasi swasta skala besar pabrik minyak kayu putih oleh PT. Sanggar Agro di Tambora Selatan Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. 

 

"Pabrik ini memiliki HGU sekitar 3000an Ha dengan kapasitas pabrik 60 ton daun kayu putih sehari dan akan di scale-up menjadi 150 ton daun sehari," tukasnya

 

 

Di Pulau Lombok sejak 2019 telah berdiri pabrik minyak kayu putih, PT. Galih Tulen di Desa Timbanuh Pringgasela Lombok Timur dengan kapasitas 4 ton daun sehari. Selain itu tumbuh pabrik minyak kayu putih skala kecil di Lombok Utara serta Lombok Tengah. 

 

Bahan baku kayu putih telah tersedia sebanyak 4.380 Hektare di Pulau Lombok dengan rincian 915,2 Haktare yang siap panen dan 155,7 Haktare yang telah panen. 

 

Dinas LHK NTB bersama semua pihak berusaha membangun ekosistem industrialisasi hasil hutan yang berbasis masyarakat, sehingga masyarakat sekitar hutan lah yang akan merasakan manfaat dari ini semua, Ujar Kadis LHK NTB ini.

 

 Keberadaan dunia usaha sebagai offtaker produk masyarakat merupakan hasil dari upaya DLHK membangun ekosistem industri kehutanan berbasis masyarakat. Dimana PT. Galih Tulen juga menerima kayu putih yang berasal dari berbagai areal perhutanan sosial di sekitar hutan Majere Bongak di Lombok Tengah bagian Selatan.

 

Kedepannya tanaman kayu putih dengan pengembangan industrialisasinya akan membantu peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan, mengingat tanaman ini hanya sekali ditanam dan dipanen setiap 6 bulan setiap tahun dengan cara memangkas.

 

 Semakin panas dan kering lokasi tanam maka kualitas daun dan minyaknya akan semakin baik. Tentu ini menjadi solusi tepat bagi wilayah di Kab. Bima, Dompu dan Sumbawa, mengingat tanaman kayu putih punya sistem perakaran yang dalam dan dapat menjadi solusi bagi longsor dan run-off akibat dari pertanian monokultur Jagung di kawasan hutan.

 

Kepala BPDAS Dodokan Moyosari Umar Nasir mengatakan bahwa pihaknya, akan mulai dari areal 50 Haktare Kemitraan Kehutanan Perhutanan Sosial Desa Gunung Malang bahwa jika bersungguh-sungguh maka kita bisa merehabilitasi dengan tanaman produktif.

 

Ia optimisme dalam 2 hingga 3 tahun kedepan jika konsisten dan bekerja bersama-sama pemda kabupaten dan kota maka NTB akan menjadi pemain utama minyak kayu putih di Indonesia. Mengingat Indonesia masih impor minyak kayu putih 70-80 persen dari total kebutuhan pasar nasional. 

 

"Ini kesempatan buat kita yang punya visi industrialisasi dan luas lahan kritis serta kebijakan pemimpin yang pro lingkungan dan masyarakat," ujarnya.***

 

Editor: Ahmad Riadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x