Komitmen Tim Rutgers Lombok Cegah Perkawinan Anak, Erna: Kami Berharap Tetap Mendapat Dukungan Pemerintah

- 24 Oktober 2023, 14:40 WIB
Erna Jusuf Budiansa/Koordinator Rutgers Indonesia NTB
Erna Jusuf Budiansa/Koordinator Rutgers Indonesia NTB /Dok/Gia

Perkawinan anak juga bisa disebabkan oleh tingkat pengetahuan atau pendidikan yang rendah dimana masih ada orang tua yang beranggapan bahwa anak tidak perlu sekolah tinggi, cukup bisa membaca dan menulis seorang anak dianggap sudah bisa menikah dan bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Hal yang lebih mengejutkan lagi menurutnya dari teradisi dan budaya lokal masyarakat Lombok meskipun tidak semua seperti itu, perkawinan anak bisa juga disebabkan oleh budaya yang berlaku disuatu wilayah. Misalnya di Lombok adanya budaya “merarik” dimana anak laki-laki akan membawa lari anak perempuan melebihi waktu jam malam di desanya. Sehingga akhirnya mereka harus dinikahkan berdasarkan awiq-awiq yang berlaku di desa tersebut.

Sehingga, Tim Rutgers Lombok sebagai cabang dari Rutgers Indonesia yang berfokus di Lombok Timur dan Lombok Tengah memulai upaya pencegahan perkawinan anak dengan menggelar sosialisasi kepada para pemangku kebijakan terkait dengan tingginya angka perkawinan remaja di Lombok Timur melalui program Power To You(th).

Baca Juga: Gerakan Indonesia Memanggil Gibran, Deklarasi Sebagai Cawapres Prabowo Subianto

"Tim Rutgers Lombok bekerja di 2 kecamatan di Lombok Timur yaitu Kecamatan Jerowaru di Desa Jerowaru dan Desa Paremas dan Kecamatan Sakra Timur yaitu di Desa Menceh dan Desa Greneng Timur," Katanya.

Melalaui keterangan tertulisnya Tim Rutgers Lombok melalui program Power to You(th) berupaya mencegah terjadinya perkawinan anak melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan sejak tahun 2021.

a. Kami melibatkan orang muda (usia 12-24 tahun) untuk mengikuti peningkatakan kapasitas terkait Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, Kesetaraan Gender, Pelibatan Orang Muda yang Bermakna, Lobi dan Advokasi serta pembuatan media kampanye dalam bentuk tulisan, foto dan video.

b. Merangkul orang muda dalam organisasi kepemudaan di desa seperti Forum Anak Desa (FAD) dan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Melalui organisasi ini, orang muda diharapkan dapat berkumpul untuk menyampaikan aspirasinya secara positif dan ikut terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan Pembangunan di desa.

c. Melatih guru SMP di 4 sekolah intervensi untuk dapat memberikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual kepada siswa kelas 7 dan Kelas 8. Dengan ini harapannya siswa dapat mengakses informasi terkait Kesehatan reproduksi dari sumber yang terpercaya dan tidak mempercayai informasi di internet yang belum tentu dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Baca Juga: Rapimnas II Partai Golkar, Rekomendasikan Gibran Sebagai Bacawapres Prabowo Subianto

Halaman:

Editor: Ihwan Aman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah