Mendagri Tito Karnavian: Bulan Februari 2023 Menunjukkan Terjadinya Kenaikan Inflasi

- 6 Maret 2023, 22:03 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (dok:istimewa)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian (dok:istimewa) /

HAILOMBOKTIMUR - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah tahun 2023 yang berlangsung secara virtual dengan Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia, Senin 6 Maret 2023

 

Mendagri mengungkapkan, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2023 menunjukkan terjadinya kenaikan inflasi. 

 

"Pada Januari 2023 inflasi semulanya sebesar 5,28 persen, naik menjadi 5,47 persen, hal tersebut menjadi perhatian penting bagi seluruh Kepala Daerah untuk terus bekerja dalam mengendalikannya," kata Mendagri

 

Jika hal tersebut dibiarkan tidak menutup, jelas dia, kemungkinan akan terjadi kenaikan inflasi yang lebih tinggi.

 

Selain itu, ia menjelaskan situasi perkembangan dan dampak inflasi di beberapa negara, seperti krisis pangan dan harga naik di Inggris, pelarangan impor dan penutupan gerai penukaran mata uang asing di Laos serta negara Pakistan yang terancam bangkrut karena inflasi yang terus naik.

 

Namun begitu ditengah ketidakpastian global, kata dia, perekonomian Indonesia tumbuh solid di atas 5 persen secara kumulatif, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan 1 hingga Triwulan 4 pada Tahun 2022 tumbuh 5,31 persen dibandingkan dengan Triwulan 1 hingga Triwulan 4 pada Tahun 2021.

 

Secara global tingkat inflasi per Februari yang paling tinggi ditempati oleh Negara Zimbabwe sebesar 230 persen, sedangkan yang paling rendah di tempati negara Afganistan 5,2 persen, dengan urutan tersebut inflasi Indonesia berada di peringkat 143 dari 186 negara di dunia. 

 

"Inflasi Indonesia juga berada di peringkat 18 dari 24 Negara di G20 dan peringkat 6 dari 11 Negara ASEAN," ujarnya

 

Secara garis besar inflasi bulanan Februari 2023 terhadap Desember 2022 sebesar 0,50 persen terbilang lebih kecil dari bulan Januari 2023 sebesar 0,54 persen, namun demikian inflasi tahunan masih lebih tinggi dari Januari tahun 2023.

 

Disebut juga penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan komunitas penyumbang terbesarnya adalah Beras, Roko Kretek, Bawang Merah, Cabe Merah dan Rokok Putih. 

 

Sementara itu, penyumbang deflasinya berasal dari Tranportasi dengan penurunan tarif angkutan udara.

 

Jika dilihat secara sebarannya, tegas dia, untuk seluruh wilayah di Indonesia terlihat inflasi pada bulan Februari 2023 terjadi di 90 Kota dengan 63 Kota mengalami inflasi, sedangkan 27 Kota lainnya mengalami deflasi. 

 

"Dari 63 Kota yang mengalami inflasi, 26 Kota lainnya dibawah inflasi Nasional dan inflasi tertinggi berada di Kota Ternate 1,85 persen dengan komoditas penyumbang tertinggi yakni ikan segar 1,45 persen, sedangkan deflasi terdalam berada di Kota Gunungsitoli 0,98 persen," pungkasnya

 

Menjelang Ramadhan kenaikan harga perlu di waspadai, melihat pertumbuhan data inflasi dari tahun 2019-2022 inflasi dipengaruhi dengan harga komoditas bergejolak, menurut BPS sebagian besar komoditas yang menyumbang inflasi setiap Ramadhan berasal dari harga komoditas yang di atur Pemerintah dan harga bergejolak. 

 

Dari data tersebut terlihat komoditas yang sering muncul menjadi pemicu penyumbang inflasi seperti bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras dan beberapa komoditas lainnya.***

Editor: Ahmad Riadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah