Kearifan Lokal dan Aksi Sang Pawang Hujan di MotoGp Mandalika 

- 16 Juni 2022, 09:01 WIB
Penulis: Nurul Hikmayani, Indri Ismiyanti, Data Bakti Negara dan Lalu Muh. Restu (Mahasiswa Semester IV Jurusan Sosiologi Agama UIN Mataram) 
Penulis: Nurul Hikmayani, Indri Ismiyanti, Data Bakti Negara dan Lalu Muh. Restu (Mahasiswa Semester IV Jurusan Sosiologi Agama UIN Mataram)  /

Tradisi mengandung nilai, norma, adat istiadat, dan keyakinan dari suatu kebudayaan masyarakat. Tradisi memegang peranan yang penting dalam perkembangan suatu bangsa sehingga tidak perlu untuk dijabarkan lagi karena tradisi merupakan suatu akar dari perkembangan budaya yang ada sekaligus sebagai kepribadian atau ciri khas suatu bangsa.

Baca Juga: Rakyat Miskin Ekstrem Wilayah Pesisir Indonesia dan Asia Tenggara: Butuh Perbaikan Regulasi Skala Nasional

Baru-baru ini, ada banyak rumor tentang fenomena pawang hujan di Circuit Mandalika Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Aksi Rara Isti Wulandari menyita perhatian banyak penonton MotoGP Mandalika 2022 tidak hanya di dalam Negeri tapi juga luar Negeri. 

 

 

Padahal upacara pengendalian hujan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala, dari semenjak zaman nenek moyang terdahulu. Seperti ritual menahan hujan dengan sang pawang tidak boleh mandi dan air di isi pakek botol plastik lalu disetiap rumah ditempelkan kertas yang berisikan doa-doa dan lain sebagainya. 

 

 

Dari beberapa macam upacara di atas sering digunakan untuk acara-acara besar seperti pernikahan, tradisi daerah serta kegiatan lainnya. Hal tersebut untuk menjaga agar tidak terjadi hujan selama acara itu berlangsung. Sang pawang memiliki tugas mencegah atau memindahkan air hujan.

Baca Juga: Gubernur NTB Menciderai Peraturan Perundang-undangan

Halaman:

Editor: Ahmad Riadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah