Amry mengatakan, penyempitan isu perempuan yang membagi permasalahan perempuan secara sektoral juga membuat permasalahan perempuan tidak dilihat secara sistemik dan berkelindan satu sama lain.
Padahal, jelas dia, akar permasalahan perempuan tidak hanya berada pada tingkat personal atau rumah tangga tetapi hasil dari kelindan patriarki, kapitalisme neoliberal, fundamentalisme, dan militerisme yang diejawantahkan Pemerintah melalui kebijakan yang mereka hasilkan.
"Kini, gerakan perempuan terus hidup dan menyalakan api perlawanannya. Sayangnya, negara hari ini tidak berpihak pada perempuan, serangkaian kebijakan diciptakan tanpa mengakomodir kepentingan perempuan dan justru menempatkan perempuan pada krisis multidimensional yang telah membatasi ruang gerak perempuan," tukasnya
Bahkan menjelang tahun politik, perempuan justru hanya dijadikan “objek pengepul suara elit politik” tanpa pernah membicarakan kepentingan perempuan. Hal itu menurut dia, akan berdampak domino, misalnya dengan kebijakan yang justru menempatkan perempuan dalam lapisan penindasan.