Homo Ludik, Memahami Panggung Politik sebagai Dunia “Permainan”

- 18 Juni 2022, 17:18 WIB
Penulis : Dr. Alfisahrin, M.Si (Wakil Direktur III Politeknik Medica Farma Husada Mataram dan Dosen Fisipol Universitas 45 Mataram).
Penulis : Dr. Alfisahrin, M.Si (Wakil Direktur III Politeknik Medica Farma Husada Mataram dan Dosen Fisipol Universitas 45 Mataram). /

 

Sedangkan dalam permainan politik kontemporer yang telah banyak menepikan fatsoen (etika) politik sebagai kompas moralitas gagal menghasilkan politisi berintegritas, profesional, dan amanah. Etalase panggung depan politik meminjam istilah Ervin Goffman, sesak dipenuhi aroma busuk dan citra palsu politisi korup, pragmatis berwatak kapitalis. 

 

Sisanya di panggung belakang sejumlah aktor elite tengah mengantri menyusun siasat permainan dengan korporasi menunggu giliran menjadi borjuis dan oligarki baru memainkan citra dan gimick merebut simpati publik untuk berkuasa.

 

Hilangnya unsur-unsur permainan politik yang berurat akar pada budaya musyawarah dan mufakat menjadikan atmosfir politik di era demokrasi kontemporer lebih banyak berisi drama dan permainan politik aktor politik dan penguasa. Elite hanya memainkan aspirasi publik, nasib orang-orang miskin, petani, buruh, nelayan, honorer, dan kaum pinggiran hanya sebagai komoditas politik lima tahunan. 

 

Tidak ada permainan politik sungguhan mengurangi kemiskinan, membuka lapangan kerja, menciptakan kesejahteraan, keadilan bagi kaum papa yang proletar-meminjam terminologi kaum Marxis. Mempermainkan kepentingan publik hanya untuk mencapai tujuan politik aktor pelan-pelan tapi pasti akan membuat banyak aktor politik kehilangan legitimasi dari basis etik kebudayaannya sendiri. Sebagai ‘Homo Ludens’ yakni makhluk yang senang bermain, bersenda gurau, dan bersuka cita. 

 

Politik tidak boleh semata dimaknai sebagai permaian biasa melainkan seni mengadministrasi otoritas dan diskresi dari kekuasaan untuk mewujudkan cita-cita komunal yakni kesejahteraan bersama, keadilan bersama dan kebaikan bersama. Sayangnya dalam permainan politik saat ini, hanya sukses memproduksi lebih banyak penguasa rakus, birokrat amatiran dan teknokrat yang gagal hasilkan solusi dari gunungan masalah publik.  

Halaman:

Editor: Ahmad Riadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah